PEKANBARU, (NVC) — Sumber saksi mata membantah tudingan pemberitaan tentang jumlah massa dugaan penganiayaan dan pengeroyokan terhadap Nasrul alias Baron, dkk mencapai 20 hingga 50 orang, yang terjadi pada hari Sabtu malam (30/03/2024) sekira pukul 21.30.WIB di Warung Kopi Bunga Setangkai Pasar Panam, Pekanbaru Riau.
Kepada awak media ini, Narasumber inisial YM, 46 tahun, warga Palas Kota Pekanbaru yang melihat kejadian itu mengaku berada di lokasi saat peristiwa itu terjadi.
Menurutnya, pemberitaan sejumlah Media On-Line yang menyebut jumlah massa 20 hingga 50 orang menganiaya inisial NS alias Baron Cs adalah fitnah, hoax alias tidak benar.
Informasi jumlah massa yang disebutkan oleh oknum dan yang mengaku saksi itu diduga tidak akurat. Saksi menduga, isu itu sengaja dihembuskan oknum untuk memancing perhatian publik untuk keperluan terselubung demi kelompok tertentu.
“Saat terjadi perkelahian, yang menyerang pak NS Cs tidak lah ramai seperti di dalam pemberitaan. Kalau tidak percaya, silahkan cek di CCTV yang ada di lokasi, tidak mencapai 15 orang. Kalau gak salah ada CCTV di situ. Pihak yang hadir saat itu ada 9 orang, kemudian datang 2 orang, total hanya 11 orang,” katanya kepada Awak Media, Minggu (07/04/2024).
Lanjutnya, ada juga hal yang diduga tidak diungkap ke publik oleh narasumber berita. Pada malam kejadian, ada yang memprovokasi massa sehingga terpancing, bahkan ada NS menenteng sebilah parang mengancam pelaku.
“Kalau mau jujur, sebenarnya malam itu pak NS membawa parang dan sempat mengenai punggung seseorang yang melerai di tempat kejadian. Cobalah tanya pak NS, mudah mudahan beliau jujur karena video lapangan juga ada,” katanya.
Namun ketika pewarta menanyakan mengapa korban parang itu tidak membuat laporan ke Polisi, YM mengaku karena pihaknya tidak ingin memperpanjang kesalahpahaman dengan pihak korban.
“Orangnya tidak melapor karena tidak ingin kesalahpahaman ini dibesar-besarkan dan ingin segera selesai secara kekeluargaan,” katanya mengakhiri.
KRONOLOGIS KEJADIAN
YMi menjelaskan, awal peristiwa itu bermula saat sebelumnya NS berulangkali menegur, marah-marah dan melarang saksi untuk mengambil sampah di tempat pembuangan sampah yang jarak kurang lebih 15 meter dari Warung Kopi milik NS.
NS beralasan, warung miliknya menjadi bau dan beraroma tak sedap sehinga khawatir pengunjung tidak nyaman akibat kegiatan pemulung sampah itu. Sayangnya, teguran itu tidak dihiraukan YM dan meneruskan mengais sampah karena menurutnya sangat membutuhkan tempat itu untuk menutupi nafkah keluarganya.
Tepatnya pada hari Selasa (26/03) sekira pukul 16.30 WIB YM bersama orang lain yang juga mengambil ampas sampah bersama-sama mengumpulkan ampas ditempat itu. Saat itu, NS terlihat lalu lalang disekitar tempat sampah tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Saat itu, YM menduga NS tidak marah karena teman seprofesi YM yang mengambil ampas sampah saat itu sedang ramai.
Selanjutnya, pada hari Sabtu (30/03) sore, sekira pukul 17.00 WIB, meskipun dibarengi rasa takut, saksi kembali mengais rejeki di tempat sampah itu ditemani suami dan seorang putra nya inisial DN yang masih berumur 9 tahun.
Namun, sesaat setelah memasuki waktu berbuka puasa, NS mendatangi YM dan langsung memarahi suami YM inisial AI, 50 tahun. “Saya sudah bilang, jangan kalian ambil sampah disini.,” kata YM menirukan kata NS.
Mendengar teguran itu, suami YM menjawab dan menegaskan harusnya yang dilarang adalah orang yang buang sampah di tempat itu. Mendengar bantahan itu, NS diduga kembali membentak dan marah.
“Kalau di sini ada balok sudah ku bacok kepalamu disini, atau kalian baru pergi ku suruh dulu orang memukul kalian?” hardiknya.
Kemudian, NS kembali ke warungnya untuk beberapa saat. Sekitar pukul 21.15 WIB, NS kembali mendatangi YM dan langsung memegang pundak IS. Sontak hal inilah yang membuat anak YM berlari dan teriak ke arah warung meminta tolong kepada semua orang karena dia mengira bapaknya mau dihajar.
Hal inilah awal mula pemicu tersangka YS yang kebetulan minum kopi di warung NS berlari disusul seluruh pengunjung warung menuju arah sumber suara minta tolong. Berdasarkan informasi YM, YS berada di lokasi itu atas permintaannya untuk membantu membawa becak ampas sampah seusai terisi full.
YS berlari menuju tempat NS berada, kemudian langsung melerai dan mendorong NS. Namun upaya tersebut berubah menjadi aksi kekerasan fisik. Tak lama kemudian, NS diduga masuk ke dalam warung dan kembali lagi dalam kondisi menenteng sebilah parang.
Melihat sebilah parang ditenteng NS, sebagian pengunjung yang berada di lokasi semakin terpancing. Akibatnya, seorang pemuda yang berada ditempat itu mencoba memprovokasi, mendorong, memukul kerumunan pengunjung.
Namun pada akhirnya pemuda tersebut melarikan diri dan berhenti memprovokasi setelah mendapat bogem mentah dari orang yang tak dikenal.
Peristiwa itu akhirnya berakhir setelah unit personel Polisi Sektor Tampan yang dipimpin Iptu Nelson Sitorus datang dan langsung mengamankan tersangka YS, yang diduga dan dianggap paling bertanggung jawab atas peristiwa itu.
Tidak sampai disitu, ketegangan kembali terjadi saat tiba di Polsek Tampan pada hari minggu dini hari. Perisitiwa itu diduga dengan cepat menyebar dan sampai ke telinga teman-teman pihak yang bertikai. Masing-masing pihak diduga saling memanggil kenalan, tokoh dan orang dianggap mampu membantu mencari solusi terbaik masalah itu.
Dalam hitungan menit, halaman Mapolsek Tampan dikerumuni massa antar kedua belah pihak yang mulai berdatangan.
Untuk menghindari gesekan antar massa, dengan sigap pihak Polsek yang melalui Iptu Nelson Sitorus meminta kepada yang dianggap dituakan kedua belah pihak untuk membubarkan massanya.
Permintaan itu akhirnya dilaksanakan masing-masing perwakilan massa yang bertikai, massa bubar dan secara teratur pulang ke rumahnya masing-masing sehingga situasi kembali kondusif dan aman.
KORBAN NS BERSEDIA BERDAMAI
Berdasarkan pengakuan langsung NS kepada tim perwakilan keluarga pelaku yang dijumpai di rumahnya di jalan lintas Panam Kubang Kota Pekanbaru. NS mengaku sudah legowo, memaafkan dan tidak ingin memperpanjang masalah tersebut.
“Saya ini orang tua, penasehat dan tentu saya tidak ingin memperpanjang masalah ini. Saya memaklumi jiwa anak-anak muda, karena dulu saya juga pernah muda,” kata NS di rumahnya, Minggu pagi (30/04/2024) sekira pukul 10.00.WIB.
Lebih lanjut dijelaskan, sebelum peristiwa itu, tanda -tanda akan datang masalah pada dirinya sudah terlebih dahulu dia ketahui.
“Sebelum ini terjadi, saya sudah tau akan terjadi sesuatu. Belum lama ini tiba-tiba Plafon rumah ini jatuh ke lantai tanpa sebab, saat itu saya sudah tau akan ada masalah yang tidak bisa dihindari,” jelasnya kepada tim perwakilan keluarga yang dipimpin Linus alias Ama Kevin Nduru.
Namun pada kesempatan itu, NS meminta tim yang bertamu untuk memahami posisinya sebagai seorang penasehat, punya saudara dan tidak ingin dikucilkan saudara-saudaranya karena mengambil keputusan sepihak.
Secara pribadi, NS telah memaafkan pelaku dan bersedia diselesaikan permasalahan itu secepatnya. Hal itu berulangkali diucapkan NS dihadapan tim perwakilan keluarga pelaku saat bertamu di rumahnya saat itu.
Bahkan, ucapannya itu dia tegaskan atas sikapnya di Polsek saat dimediasi, NS sempat mengiyakan bersedia untuk melakukan perdamaian dengan pelaku.
Namun niatnya tersebut gagal diduga karena oknum Ketua sebuah organisasi yang tidak terima perdamaian dilakukan secara personal dan berusaha mengambil alih secara organisasi. Alasannya, diduga karena kebetulan korban adalah seorang penasehat di organisasi yang dia pimpin.
Setelah menerima permohonan maaf, pelaku yang diwakili Ama Kevin, NS mengarahkan tim untuk menghubungi Abu Bakar Sidik untuk mencari solusi perdamaian secepatnya.
Berdasarkan arahan korban, tim berusaha menghubungi Abu Bakar Sidik melalui pesan Whatsapp untuk upaya mediasi, namun hingga berita ini tayang belum memastikan kapan membuka pintu maaf dan berkenan menyelesaikan permasalahan itu secara kekeluargaan.
“Baik bang, nanti kita diskusikan dulu sama Ninik Mamak dan tokoh-tokoh pariaman/minang yang lain,” jawab Abu Bakar singkat menjawab permohonan pertemuan tim wakil keluarga yang ingin bertemu langsung.
Sementara itu, saat tim meminta kesediaan nya untuk memediasi secara kekeluargaan saja tanpa melibatkan ninik mamak, Abu Bakar enggan merespon, meskipun tim telah berusaha menjelaskan bahwa perkelahian ini adalah murni perkelahian antar personal, tidak ada kaitannya dengan kelompok, RAS, SARA dan SUKU tertentu.
Menanggapi hal itu, Ama Kevin Nduru yang diminta tanggapannya oleh Awak Media, Jum’at (5/4/2024 malam menegaskan bahwa, kehadirannya di Mapolsek Tampan bukan mewakili organisasi kelompok tertentu. Kehadirannya di tempat itu karena ada di antara yang bertikai menelpon dan meminta dirinya untuk datang membantu mengatasi permasalahan itu.
“Kehadiran saya disitu, mohon tidak disalah artikan. Saya tiba-tiba ditelpon untuk datang ke Mapolsek Tampan malam itu karena katanya ada perkelahian.,” jelasnya.
“Kehadiran saya, hanya karena kebetulan keluarga pemungut ampas ini adalah tetangga saya dan kenal baik. Mereka menelpon saya setelah mereka tiba di Polsek dan ingin dimediasi.” lanjutnya.
Kevin berharap, semoga di bulan suci yang penuh berkah dan maaf ini, pintu maaf dari NS dkk melalui Abu Bakar Sidik akan terbuka selebar-lebarnya dan bersedia menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.
“Saya mewakili keluarga berharap pintu maaf dari korban melalui pak Abu Bakar Sidik yang telah dipercayakan oleh pak NS alias pak Baron untuk memediasi secara kekeluargaan.” harapnya mengakhiri.
Untuk diketahui, sebagaimana dikutip dari pemberitaan Media VokalOnline.Com tertanggal 02 April 2024. Puluhan massa dari Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) dan Ikatan Keluarga Minang (IKM) mendatangi Mapolsek Tampan. Senin (01/04/2024) siang.
Kehadiran dua ormas persatuan daerah asal Sumbar ini dipimpin Ketua IKM, Suharmansyah,SH,MH dan Ketua PKDP,Abu Bakar Sidiq,SH,MH dengan didampingi Tokoh – tokoh IKM dan PKDP, serta turut hadir juga Ketua Generasi Muda Pariaman Sekitarnya,(GEMPAR) Indra Piliang.meminta Polisi dalam hal Polsek Tampan untuk menindak dan menangkap para pelaku pengeroyokan dan Pemukulan terhadap Nasrul dan anaknya Ewis, serta 2 pengunjung kedai kopi Hamdani dan Aldis.
Keterangan yang diperoleh media ini dari Ketua PKDP,Abu Bakar Sidiq,SH,MH mengatakan dirinya dapat informasi dari anggota PKDP di Kecamatan Tampan,bahwa telah terjadi pengeroyokan dan pemukulan terhadap 4 orang dari keluarga besar PKDP dan IKM pada hari Sabtu (30/03/2024) sekitar pukul 21.30.WIB.
Menindak lanjuti laporan anggotanya Abu Bakar langsung ke TKP menjumpai saksi yang melihat langsung kejadian, dari keterangan saksi Hendra Chaniago kejadian awalnya Nasrul pemilik kedai Kopi Bunga Setangkai Pasar Panam menegur pemulung yang mengorek – ngorek makanan bekas di tong sampah di samping kedai Nasrul.
Dikatakan saksi rasanya tidak ada kata kata atau ucapan kasar yang di lontarkan pak Nasrul, seingat saya beliau mengatakan “Hai saudaraku yang baik Hati tolonglah ya jangan mengail sampah disini”.
Kalau mau mengail sampah jam 01.00 malam aja sekarang ada anak saya mau makan. Kalau kau buat juga, nanti warga yang lain nanti juga marah. Jangan salahkan aku, aku ini orang tua, penasehat.
Jadi kalau udah aku sampaikan ya udahlah tuh ya kan pengertian lah,aku kasihan juga kalau kalian butuh makan,tapi kasihan juga aku pun jual makanan dan minuman baunya
sangat menyengat, kalau aku salah maaf kan ya,”itu ucapan yang disampaikan pak Nasrul kepada pemulung yang mengail sampah makan di tong sampah di depan kedai pak Nasrul ,” terang Hendra Chaniago seperti disampaikannya ke Abu Bakar Sidiq
Kemudian tak berselang sekitar 1 jam datanglah pemulung tadi dengan membawa puluhan kawan – kawannya dengan dialeg dari daerah Nias, lalu masuk dan memesan kopi, sedangkan pak Nasrul bersama 5 orang temanya yang lagi asyik main catur lalu berdiri dan pergi, ada sekitar kurang lebih 50 orang masuk. ke kedai pak Nasrul,” kata saksi ,” terang Abu Bakar
Lanjut tak lama kawan pemulung itu masuk, pak Nasrul pun pergi,saat itu saya sempat mencari dan bertanya kemana pak Nasrul sebab begitu pak Nasrul pergi di ikuti oleh orang – orang yang datang tadi.
Mereka berhamburan lari seperti ada yang dikejar, takut terjadi sesuatu maka saya mencoba melihat ke depan kedai pak Nasrul, pas didekat tong sampah terlihat pak Nasrul lagi ditendang dan dipukul lebih 20 orang tapi kalau saya perkirakan ada sekitar 50 orang mengeroyok pak Nasrul.
Disaat bersamaan,anak pak Nasrul bernama Ewis datang, melihat orang tuanya dipukul Elwis mencoba mengehentikan aksi brutal para pengeroyok, namun bukannya berhenti, Elwis pun jadi korban keberingasan pengeroyok hal yang sama diterima Elwis seperti Pak Nasrul ditendang dan dipukul puluhan masa pengeroyok.
Melihat aksi yang sudah mengancam jiwa bapak dan anak, maka datanglah Hamdani bersama Aldis bermaksud untuk melerai namun lagi lagi keduanya tak luput juga jadi bulan bulan masa pengeroyok, hingga babak belur.” ungkap Abu Bakar
Untuk menghentikan aksi masa pengeroyok sudah tidak terkendali,maka saksi Hendra Chaniago memanggil Ketua RT setempat,namun lagi tak di pedulikan oleh masa pengeroyok, karena itu saksi berinisiatif mengaku aparat barulah masa pengeroyok berhenti dan.minta maaf.
Setelah mulai bisa kami hentikan, maka pihak dari masa pengeroyok yang diwakili oleh ketuanya, dimana saya kenal ketua masa pengeroyok itu asalnya dari daerah Nias, dan meminta kami untuk memediasi perdamaian dengan korban.
Permintaan tersebut tentu tidak bisa kami penuhi, karena harus minta persetujuan dari korban, namun karena tidak ada kesepakatan akhirnya permasalahan ini di bawa ke ranah hukum, pihak korban melaporkan penganiyaan dan pemukulan ini, kepada pihak Polsek Tampan,” ungkap Abu Bakar seperti diceritakan saksi Hendra Chanigo.
Sementara itu, pengurus Ikatan Keluarga Minang (IKM) Suharmansyah,SH,MH sangat menyayangi aksi pengeroyokan dan pemukulan oleh puluhan diduga oknum dari suku Nias terhadap 4 orang dari keluarga besar PKDP dan IKM.
Terkait aksi pengeroyokan ini, Suharmansyah didampingi Ketua PKDP, Abu Bakar Sidik, Ketua Gempar Indra Piliang, Penasehat dan Tokoh IKM ,H Agusman SK SH MH,H .A Tambi, dan By Ahmad Chan SH MH, dan Tokoh Pemuda PKDP Aprianto serta puluhan anggota IKM dan PKDP mendatangi Polsek Tampan untuk meminta pihak Kepolisian menindak tegas pelaku pengeroyokan terhadap Nasrul Cs.yang terjadi di kedai kopi Bunga Setangkai, Pasar Panam tersebut.
Kami menganggap aksi pemukulan dan pengeroyokan ini melibatkan puluhan orang, diduga teroganisir dan terencana, bila penegak hukum tidak segera usut cepat dan ditindak tegas para pelaku pengeroyokan ini,kami khawatir akan timbul gejolak lebih besar,ini yang kami hindari,”ucap Suherman
Kami berharap pihak berwajib berada di jalurnya, sesuai dengan tupoksinya untuk segera menyelesaikan permasalahan ini, mengingat Pekanbaru masyarakatnya adalah heterogen,mari kita ciptakan Pekanbaru yang kondusif dan aman.
Tidak ada permasalah yang tidak bisa diselesaikan,tapi kalau permasalahan diselesaikan dengan cara cara premanisme kami minta pihak Kepolisian di Kota Pekanbaru untuk bertindak tegas, siapapun mereka.
Terpisah Kapolsek Tampan Kompol Asep Rahmat saat diminta tanggapannya terkait aksi pemukulan dan pengeroyokan tersebut, mengatakan kita telah mengamankan 1 orang tersangka dengan inisial Ys.
“Karena aksi ini melibatkan orang banyak, kami meminta pihak korban untuk bersabar, kami akan mendalami kasus ini dan akan mencari tersangka lainya yang terlibat langsung dalam aksi tersebut”, ungkap Kapolsek.
“Karena negara kita adalah negara hukum, apapun aksi kejahatan yang terjadi, itu tidak dibenarkan, dan ada sanksi hukum yang akan diterima oleh setiap pelaku kejahatan tersebut”, pungkas Kapolsek.
Dalam pertemuan Jum’at malam lalu di Pasar Badu Panam, Pekanbaru, hadir dari pihak terduga pelaku untuk menyampaikan permohonan maaf antara lain, Bowoziduhu Bawamenewi, pak Kevin Nduru, pak Relas dan pak Icha L.
Sedangkan yang hadir dari pihak korban, ada Nasrul, dan lebih kurang 11 orang lainnya. Salah satunya, Masrul Sikumbang dan Anton yang tidak lain adalah pernah kenal baik.
Pertemuan spontan malam itu tidak lain hanya membangun persepsi mencari solusi perdamaian secara kekeluargaan. Bahkan, malam itu, Nasrul merespon baik hingga mengarahkan agar segera diselesaikan secara kekeluargaan.
“Saya sama sekali tidak ada niat mengulur-ngulur waktu perdamaian ini, hanya saja karena pak Abu Bakar Sidik sedang berada di Jakarta hari Senin lalu dan belum balik ke Pekanbaru. Begini aja, tolong pak Rul hubungi beliau agar bisa menjadwalkan waktu pertemuan berikutnya agar persoalan ini bisa diselesaikan dengan baik,” kata Nasrul sembari Masrul Kumbang menghubungi Abu Bakar Sidik saat itu juga.
Hal itu direspon positif pihak terduga pelaku. Menyambut hal itu, Bowoziduhu Bawamenewi sapaan Bamen ini sangat apresiasi tinggi ucapan Nasrul yang berjiwa Ksatria dan Jiwa Muda serta Jiwa Ketokohan itu. Pertanda, Nasrul adalah orang tua yang sudah memiliki segudang pengalaman.
“Kami sangat berterima kasih atas respon positif dari Pak Nasrul. Intinya, posisi kami adalah meminta maaf atas peristiwa yang terjadi. Harapan kami, agar permohonan maaf kami dapat diterima dengan lapang hati, kiranya ini menjadi pengalaman untuk koreksi diri kami ke depan,” harap Bamen.
Perlu digaris bawahi, tambah Bamen, bahwa hubungan Keluarga Suku Nias dan Suku Minang itu sangat erat baik. Artinya, kedua Suku ini tidak bisa dipisahkan, apa lagi di pecah belah oleh oknum tertentu pula. Suku Minang dan Suku Nias memiliki Sejarah Hubungan kuat dan Harmonis, baik dari Padang, Sumbar hingga di Rantau di Tanah Melayu di Pekanbaru – Riau ini.
“Sekali lagi, kami memohon maaf atas peristiwa ini dan berharap pihak pak Nasrul dan Keluarga menerima permohonan maaf kami ini. Keluarga Minang dan Nias memiliki hubungan yang sangat baik, saya yakin bahwa kita tidak bisa dipisahkan, apa pagi di pecah belah. Kita juga tentu tidak mentolerir aksi dan upaya pihak-pihak oknum tertentu yang menggiring persoalan kecil ini ke ranah SUKU dan SARA, termasuk oknum yang membuat berita hoax. Kita sangat yakin bahwa pihak Polri cukup profesional menangani persoalan ini,” pungkas Bamen.
Editor: Red / Tim