Pasir Putih, Kampar, RIAU, (NVC) — Beberapa warga Jema’at BNKP Resort 57 Pekanbaru bersama para Tokoh Masyarakat Nias Riau kembali melakukan pertemuan di Pasir Putih, Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Selasa, (23/4/2024).
Pertemuan itu terkait tindak lanjut pemajuan pembahasan terkait proyek pemasangan Kanopi di Gedung Gereja BNKP R-57 Pekanbaru yang selama beberapa waktu belakangan menjadi sorotan Warga Jema’at karena dinilai tidak sesuai harapan.
Acara pertemuan itu, dibuka oleh Ama Silva Zedrato. Menurut Ama Silva, bahwa pihak yang menangani pembangunan itu telah menyampaikan Surat kepada para Majlis, namun sebagian Majelis mengaku menerima Surat tanpa arti dan makna dan atau tidak dipahami isi Suratnya.
Lalu kemudian Ama Elsa Daeli menyampaikan pendapat terkait pertemuan perwakilan Warga Jema’at kepada beberapa pihak pengurus Gereja pada Sabtu lalu, (20/4/2025) yaitu, Ama Angel Lase selaku Ketua BPMJ, Pendeta Jemaat, Pendeta Fungsional dan Sekretaris BNKP.
“Saat kami berupaya melakukan pertemuan dengan beberapa pengurus Gereja dan Pendata, kami seakan tidak dihargai. Justeru Ketua BPMJ menyampaikan kata tidak beretika. Ketua BPMJ mengatakan, apa kapasitas kalian mempersoalkan hal itu,” kata Ama Elsa Daeli mengutip pernyataan Ama Angel Lase.
Selanjutnya, Ama Eka Waruwu menyampaikan, belum bisa memberikan pendapat soal ini karena belum memahami pokok-pokok persoalan. “Saya mohon maaf, karena saya belum mengetahui apa persoalan sesungguhnya, maka saya belum bisa memberi pendapat, saya mendengarkan saja dulu,” kata Ama Eka Waruwu mantan Jaksa ini.
Berikutnya, dari penyampaian Ama Ando (Anotona Nazara) bahwa, pihaknya sudah pernah menyampaikan hal ini kepada beberapa Pendeta. “Harapan kita semoga ini tidak meruncing tetapi lebih ke arah yang lebih baik, supaya kita tidak malu,” kata Anotona Nazara.
Selain dari pada itu, Ama Lestari Zebua juga memberikan pendapat nya yang cenderung ke soal teknis pelaksanaan proyek Kanopi. Pihaknya sangat menyayangkan konstruksi bangunan Kanopi itu tidak sesuai dengan harapan.
“Intinya kita sangat kecewa, kita menduga kuat konstruksi bangunan Kanopi itu melenceng karena tidak sesuai, banyak yang salah. Hal ini lah yang membuat kita ragu dan akan menjadi ancaman bagi warga Jema’at ke depan,” kata Ama Lestari Zebua.
Berikutnya, Ama Mesra Maruhawa dalam penyampaiannya mengatakan bahwa, tujuan Diskusi Forum ini adalah demi untuk menyelamatkan seluruh Jiwa Warga Jema’at BNKP R-57 Pekanbaru.
“Di sini saya tegaskan, bahwa tujuan Diskusi Forum malam ini adalah demi untuk keselamatan seluruh Jiwa Warga Jema’at BNKP. Dari awal juga saya mengetahui proses pembangunan Gereja itu, termasuk ada di sini Pak Wilman Lase sebagai Tukang saat itu, secara tiba-tiba beliau di berhentikan bekerja,” kata Ama Mesra.
Terkait pembangunan Kanopi Gereja saat ini, melalui aturan atau di luar aturan dan boleh juga tidak diatur dalam aturan. Tetapi, setiap kegiatan di Gereja itu tentu harus ada komunikasi dan koordinasi secara terbuka, sebab anggarannya bukan uang pribadi, melainkan dana Kas Gereja yang bersumber dari uang Jemaat.
Hingga saat ini, menurut kabar yang beredar, anggaran dari total Rp 185 juta, telah dicairkan sebesar Rp 150 juta sesuai keterangan Bendahar Gereja kepada pihak Ama Silva Zendrato. Sisa anggaran yang belum dikeluarkan sesuai jumlah total anggaran yakni Rp 35 juta.
“Kalau lah anggarannya Rp 185 juta, baiknya harus pakai Panitia Pembangunan lah. Ini sama halnya dengan pengelolaan uang Negara, harus sesuai dan melalui prosedur yang ada. Kemudian, Tukang atau tenaga kerjanya harus menggunakan orang dalam,” tegas Ama Mesra.
Seharusnya, lanjut Ama Mesra, pengeluaran anggaran harus sesuai Anggaran Pendapatan dan Belanja Jema’at (APBJ), tidak semena-mena saja anggaran dikeluarkan jika tidak sesuai APBJ. Ada ketentuan dan syaratnya. Harus terperinci sesuai Rincian Anggaran Biaya (RAB) berdasarkan Bestek atau Spesifikasi Teknis lapangan.
“Saya ingat dulu pendahulu kita sebagai pendukung pembangunan Gereja ini adalah pak Frans Daeli. Beliau dulu sangat semangat sampai meminta segera dikerjakan dan beliau menyiapkan Pasir, bahkan beliau minta kalau kurang Pasir agar segera disampaikan untuk ditambah,” sambung Ama Mesra.
Terakhir, melalui Forum Diskusi itu menyepakati dua hal, antara lain melanjutkan Surat ke BPHMS dan SINODE serta bisa juga melakukan Audiensi kepada Pendeta Gereja BNKP R-57 Pekanbaru. Karena sebelumnya telah menyampaikan surat sebanyak dua kali, namun pihak pengurus Gereja tidak merespon sehingga timbul kekecewaan.
Sedangkan Ama Ririn Waruwu, berpendapat supaya saling menahan diri dan mencari solusi terbaik. “Intinya menurut saya mari kita saling menahan diri dan bersama-sama mencari solusi terbaik. Kita lakukan pertemuan bersama dengan pihak pengurus Gereja,” kata Ama Ririn.
Di bagian akhir, para Ahli Tukang Bangunan yang terdiri dari Ama Silva Zendrato, Ama Siska Manao dan Ama Wilman Lase membenarkan masih banyak kekurangan pada pemasangan Kanopi itu. Merasa kecewa, maka bersepakat akan kembali memasang Spanduk nanti pada saat acara SINODE di Pekanbaru sehingga Ephorus mengetahui apa yang terjadi untuk dibenahi dengan solusi terbaik.
“Dari yang kami amati selama ini, ada Tiang di satu sisi, tapi di sisi lain tidak ada. Pemasangan Rangka menempel di Dinding Gereja sehingga mudah ambruk karena faktor Alam maupun getaran kendaraan yang lalu lalang. Setelah kita protes, ini ada sekitar 8 item lagi yang belum dibenahi. Hal ini yang menjadi tuntutan kita, bangunan Kanopi itu mereka bongkar atau kita yang bongkar. Ini sangat penting demi keselamatan Anak Cucu kita ke depan,” ungkap para Ahli Tukang Bangunan ini.
Pada penutup Diskusi, Ama Eka Waruwu berpendapat agar semua bisa menahan emosi dan tidak mudah terprovokasi. Gereja BNKP Nias ini adalah Marwah Orang Nias di Riau khususnya.
“Saran saya, ada baiknya kita sama-sama menjalin komunikasi yang baik, karena selama ini mungkin terjadi Miss Komunikasi antara satu sama lain, termasuk juga Ego masing-masing. Terkait hal yang dipersoalkan, setiap temuan harus bisa dipertahankan argumentasinya sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Sedangkan masalah kelebihan Kanopi hingga memasuki Tanah warga di luar Tanah Gereja, maka biarlah itu urusan pihak Gereja dengan eksternal. Tetapi kita juga perlu antisipasi, jangan sampai ada pihak melontarkan kata-kata mengatakan, BNKP Menyerobot Tanah Warga,” pungkas nya.
Di penghujung Diskusi itu, Forum menyatakan tetap menolak kelanjutan pemasangan Plafon dan lainnya hingga mendapat kepastian pertanggung jawaban dari pihak pelaksana kegiatan Kanopi.
Sedangkan para pihak Tokoh Ono Niha yang tidak ikut hadir dalam pertemuan itu antara lain, Ama Elwin Lase, Ama Eka Telaumbanua, Ama Sista Gea dan masih banyak lainnya.
Pertemuan Forum Diskusi ini dengan peserta kurang lebih 15 orang, berlangsung sejak Pukul 19.30 s/d 21.30.WIB di Kedai Kopi 777, situasi aman, lancar dan kondusif hingga membubarkan diri dengan tertib.
Menanggapi hal ini, Ketua BPMJ BNKP R-57 Pekanbaru, Ama Angel Lase mengatakan bahwa, hal ini akan disampaikan kepada Pendeta. Rabu, (24/4/2024) Pukul 06.42.WIB.
“Terima kasih pak Eva atas informasinya. Ini kita sampaikan kepada pak Pendeta,” kata Ama Angel Lase secara singkat. ***
Penulis: Bowoziduhu Bawamenewi alias Ama Eva Bamen