Siak, RIAU, (NVC) — Masyarakat Tualang sedang merasa gerah, karena akhir-akhir ini semakin banyak kegiatan Pemkab Siak di Tualang ternyata hanya modus untuk kampanye politik petahana.
Terbaru, terjadi pada Senin (1/7/2024) di Aula Kantor Camat Tualang. Pada acara sosialisasi pelaksanaan program subsidi margin UMKM, Camat Tualang Mursal terang-terangan mensosialisasikan program Bupati Alfedri sambil meminta dukungan politik.
“Katanya di undangan sosialisasi program subsidi, tapi sepanjang acara cuma sosialisasi Alfedri. Ada ajakan untuk melanjutkan. Inikan narasi politik di acara Pemda. Kami dibohongi dan muak aslinya, tapi tak bisa berbuat apa-apa di acara tadi,” kata Irwan (bukan nama asli), seorang pelaku UMKM yang hadir di acara tersebut.
Irwan lantas mengirimkan foto Camat Mursal saat sedang mengisi acara. Terlihat Mursal sedang memakai pakaian dinas dengan latar belakang spanduk acara yang disertai logo resmi Pemkab Siak.
Irwan juga mengirimkan foto undangan acara. Surat ditujukan kepada seluruh Lurah dan Penghulu se Kecamatan Tualang. Masing-masing kampung diwajibkan membawa Kerani Kampung, Ketua Bapekam, Pelaku Usaha UMKM masing-masing 10 orang.
“Ini terang-terangan Camat sudah berpolitik praktis karena ada kata-kata kampanye incumbent Lanjutkan. Kacau ini Camat. Mereka mengira kami yang hadir ini akan mendukung semua, padahal tidak. Camat sudah kacau. Kami ingin perubahan di Siak, bukan lanjutkan,” kata Irwan.
Irwan yang juga salah satu pelaku UMKM di Tualang mengatakan, mereka sudah memiliki calon sendiri untuk Pilkada Siak nanti.
“Kami para pedagang kecil, pelaku UMKM, cuma dimanfaatkan sekali lima tahun lalu dilupakan. Pokoknya kami ingin ganti Bupati,” tegas Irwan melalui sambungan seluler.
Tidak hanya Irwan, warga Tualang lainnya Fitri (32), menceritakan bahwa kampanye politik terselubung juga dilakukan pada acara-acara resmi Pemkab lainnya, bahkan saat acara MTQ tingkat Kecamatan.
“Bahkan sampai MC acara terang-terangan tanpa malu teriak bilang ‘kita lanjutkan ya’. Jangan lupa, lanjutkan. Kami waktu itu lagi jalan sebagai kafilah merasa kaget karena itukan jargon politik. Dikira mereka kami suka, padahal kami malah makin tidak suka di acara keagamaan pun mereka kampanye politik tanpa malu. Kami semakin ingin ganti Bupati,” kata Fitri.
Tidak hanya kampanye terselubung di acara Pemda, pasangan Petahana juga terlihat menggunakan kekuasaan mereka dengan pemasangan spanduk di berbagai fasilitas publik seperti sekolah.
“Saudara saya dapat tekanan dari perangkat pemerintah, diwajibkan pasang katanya. Dimana-mana wajib pasang kalau tidak bakal ditegur,” ungkap Fitri. (Ril)
Editor : RedNVCMedia