Pekanbaru, RIAU, (NVC) — Pasien dan keluarga Pasien merasa diperlakukan tidak manusiawi oleh oknum Dokter dan Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru.
Hal ini terungkap dari keterangan tertulis resmi dari seorang Aktivis Pejuang Hukum Kesehatan dan Pejuang Hak Pasien di Rumah Sakit, Dian Wahyuni, SKM., SH., MM., MH., M.Kes kepada Redaksi nadaviral.com. Kamis, (13/6/2024), Pukul 23.33.WIB.
Dian mengungkapkan bahwa, pada tanggal 11 Juni 2024, sekitar Pukul 14.00.WIB, pihaknya di telpon oleh keluarga Pasien yang berada di Pekanbaru. Kebetulan keluarga Pasien punya nomor Handphone (HP) Dian, dgn kronologi, sekitar Pukul 03.00.WIB pagi, Pasien IGD disuruh pulang.
Keluarga Pasien sudah memohon untuk bisa di Rawat, tetapi ditolak pihak RSUD dengan alasan Dokter tidak ada. “Pagi datang aja ke Poli,” kata pihak RSUD. Akhirnya, Pasien dengan rasa kecewa sebagai peserta Kartu Indonesia Sehat (KIS) menganggap mereka diusir.
Pagi sekitar Pukul 08.00.WIB, Pasien diantar keluarga datang lagi ke RSUD AA, tapi tidak bisa mendaftar dan di tolak karena tidak punya Surat Rujukan, terpaksa Anak Pasien pergi ke Puskesmas Harapan Raya, tapi surat rujukan tidak dapat karena Pasien harus dibawa dan Anak Pasien kembali menjemput Ibunya ke RSUD AA, barulah surat rujukan dapat.
Langsung berangkat menuju ke RSUD AA lagi. Tiba sekitar 10.50.WIB, Loket Pendaftaran sudah tutup dan petugas sudah pulang dan Pelayanan di Poli juga tidak dapat. Sekitar Pukul 12.30.WIB, Pasien pulang dan meminjam Kursi Roda kepada Satpam, tetapi tidak dikasih karena Pasien tidak jadi mendaftar.
Akhirnya Pasien inisial (IL) Lahir 12 Maret 1975 itu di papah oleh Anak-Anak nya keluar sambil menunggu Mobil yang di sewanya untuk pulang ke rumah.
“Pada tanggal 12 Juni 2024,
Sekitar Pukul 08.00.WIB pagi, saya dan Tim berangkat ke Pekanbaru langsung menuju ke rumah Pasien dan meminjam Ambulance Dinkes Riau 119 namun dengan berbagai alasan pihak Diskes mengatakan Ambulance 119 tidak bisa di pakai. Namun yang datang hanya Mobil Operasional VCT GF- AIDS yang tidak punya Oksigen dan sangat tidak layak dipakai untuk membawa Pasien,” kata Dian.
Lanjut Dian, akhirnya Kadinkes Riau meminjam Mobil AMBULANCE RSUD PETALA BUMI. “Sekitar Pukul 12.20.WIB, Pasien kami antar ke IGD RSUD AA. Pada sore hari, Pasien di suruh pulang dalam kondisi tidak apa-apa dan tidak bisa rawat inap. Akhir nya infus Pasien dibuka dan Oksigen tetap di pasang karena sudah memohon. Sampai malam, Pasien tetap juga di suruh pulang dan saya tetap minta Pasien bertahan di IGD RSUD AA sampai pagi,” ungkap Dian.
Hingga pada tanggal 13 Juni 2024, Pasien di suruh ke POLI di ruang SERUNI, namun tidak ada satu pun Perawat mau mengantar, Manajemen RSUD AA dengan alasan status Pasien sudah pulang, dan kalau mau pakai Brankar (tempat tidur dorong), harus tinggalkan KTP untuk jaminan.
“Kalau tak mau tinggalkan KTP sebagai jaminan, Gendong saja Pasien nya ke Ruangan SERUNI,” kata pihak RSUD AA kepada Keluarga Pasien yang dianggap itu sangat kejam dan tidak manusiawi.
“Saya sudah bermohon sampai sore tadi berdasarkan rasa kemanusiaan kepada oknum dr.Zaki melalui telpon Keluarga Pasien, karena saya berada di Medan, Sabtu baru pulang, namun dr.Zaki tetap memulangkan Pasien dengan alasan kondisi Pasien nya baik-baik saja dan tidak punya Daya, sambil menunggu hasil Labor Patologi Anatomi tanggal 28 Juni 2024 mendatang dan Scan 4 Juli 2024 mendatang,” beber Dian.
Jadi, lanjutnya, Pasien di pulangkan, bahkan Dian memohon kepada pihak RSUD AA agar Pasien di rawat sampai Sabtu, tanggal 15 Juni 2024, namun tetap tidak bisa.
“Karena saya yang mengantar Pasien ini, akhirnya dr.Zaky dan Widodo (manajemen RSUD AA) tetap menyuruh Pasien pulang, walau pun saya dan pihak Keluarga Pasien sudah memohon. Artinya, Pasien tetap di usir pulang sore hari Kamis itu,” kesal Dian.
Sekitar 30 menit Pasien tiba di Rumah, Pasien mulai mengalami sesak Nafas dan Keluarga pun panik sampai Anak-Anak Pasien pingsan.
Lalu, pihak Keluarga Pasien menelepon pihak RSUD AA melalui Widodo, justeru Widodo malah menyuruh bawa ke RS PETALA BUMI dengan alasan yang tak masuk akal, tidak wajar dan tidak manusiawi, justeru hal itu sangat merepotkan
“Apalah untungnya mempersulit bolak balik Pasien, justeru sangat mengancam nyawa Pasien. Sekarang Pasien sudah di IGD RSUD PETALA BUMI. Ini Video dan Foto rangkaian kejadiannya tadi pagi ke Poli Ruang SERUNI, tanpa Perawat, pinjam Brankar pun harus pakai KTP. Kata pihak RSUD AA, kalau nggak mau, ya gendong aja Pasien nya ke Ruang SERUNI,” ujar Dian.
Atas informasi yang diperoleh Media ini pada Kamis malam (13/6/2024) melalui telepon dari inisial (Z), sekitar Pukul 20.19.WIB, lalu pada Pukul 20.38.WIB, Media ini melakukan konfirmasi kepada Direktur RSUD AA Pekanbaru melalui Humas, Ilham.
Sayangnya, Humas RSUD AA, Ilham tidak membalas konfirmasi tertulis melalui pesan WhatsApp yang dikirim Awak Media hingga tayangnya berita ini.
Untuk publikasi informasi berimbang, Media ini kembali melakukan konfirmasi kepada Direktur Utama RSUD AA, Wan Fajriatul Mamnunah melalui Kabag Umum RSUD AA Pekanbaru, Maisel. Jum’at pagi, (14/7/2024), Pukul 08.16.WIB via Telepon WhatsApp.
Kabag Umum RSUD AA mengatakan, pihaknya belum mendapat laporan atas peristiwa itu, namun terhadap oknum yang menolak atau mengusir Pasien, akan ditindaklanjuti.
“Saat ini saya sedang Melayat di rumah Duka, saya juga belum menerima laporan kejadian itu, tetapi akan saya tindaklanjuti terkait oknum yang menolak Pasien tersebut,” kata Maisel. ***
Editor : RedNVC